Jumat, 27 April 2012

KERJASAMA INDONESIA-AMERIKA (INDONESIA-AMERICAN COOPERATION)


Hubungan RI dan Amerika Serikat (AS) telah terbina sejak sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945. Kemudian pada 28 Desember 1949, Amerika Serikat membuka Kedutaan Besar Amerika di Jakarta dan menunjuk Duta Besar AS pertama untuk Indonesia, Horace Merle Cochran. Pada 20 Februari 1950, Pemerintah Indonesia menunjuk Dr. Ali Sastroamidjojo sebagai Duta Besar RI pertama untuk Amerika.  Selanjutnya kedua negara melakukan kerjasama di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kedua belah pihak.
 
Indonesia dan Amerika Serikat memiliki landasan kuat dalam melakukan kerjasama untuk kepentingan kedua belah pihak yang berlandaskan pada adanya nilai-nilai dasar yang dihormati bersama (shared values), yaitu demokrasi, good governance, penghormatan hak asasi manusia, dan masyarakat yang plural dan toleran. Berdasarkan landasan tersebut, Indonesia mengharapkan tercapainya hubungan yang lebih luas dan mendalam dengan pemerintah AS di masa mendatang, berdasarkan prinsip equity, mutual respect dan mutual benefit. 

Landasan ini tidak serta merta membuka peluang dan jalan mulus bagi Indonesia dalam melakukan kerjasamanya dengan Amerika mengingat kedua belah pihak memiliki standar dan kriteria berbeda khususnya norma dan budaya kelokalan yang dimiliki. Meskipun telah disepakati kerja sama bersifat menyeluruh melalui dukungan terhadap integritas teritorial, perkembangan demokrasi dan reformasi, serta upaya Indonesia dalam menjaga stabilitas nasional yang tercatat dalam Joint Statement Presiden RI dan Presiden AS pada saat kunjungan Presiden Bush ke Indonesia, 20 November 2006, yang menyebutkan bahwa “...the two countries are bound by a broad based-democratic partnership based on equality, mutual respect, common interests and the shared values of freedom, pluralism and tolerance...” .
Meskipun demikain, terdapat beberapa bidang kerjasama yang selalu menghasilkan output yang sama tanpa perbaikan yang nyata, bahkan bisa disebut sebagai agenda rutin tahunan kerjasama kedua belah pihak. Bidang-bidang tersebut antara lain adalah pertama, kerjasama dalam mengatasi perubahan iklim. Kedua adalah kerja sama dalam menciptakan dan melaksanakan prinsip-prinsip good governance yang bertumpu pada pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN). Hal ini dikarenakan KKN merupakan penyebab utama dari tidak berfungsinya hukum di Indonesia sehingga memerlukan best practice yang telah berpengalaman untuk memecahkan masalah tersebut. Dari hasil kerjasama yang bersifat rutin dan stagnan perbaikan, setidaknya terdapat dua cara dalam memberantas KKN yaitu mencegah (preventif) dan upaya penanggulangan (represif). 

Tiga bidang kerjsama lainnya yang masih belum memerlukan peningkatan peran aktif dan kontribusi adalah kerjasama bidang pendidikan, bidang energi, dan bidang penanganan bencana. Untuk bidang energi, sebenarnya Indonesia dan AS ingin mengembangkan kerjasama di bidang pembangunan bioenergi, atau biofuel sebagai energi alternatif. Dalam hal ini Amerika Serikat telah siap untuk berbagi di bidang teknologi dan hal–hal lain yang berkaitan dengan pengembangan energi alternatif khususnya biofuel, akan tetapi msih belum bisa terwujud. 

Selain kerja sama yang menghasilkan dampak stagnan, terdapat kerja sama yang cukup baik dan perlu mendapat prioritas, antara lain kerja sama dalam hal pengurangan emisi dari lahan gambut dan LULUCF (Land Use, Land-Use Change and Forestry) melalui lima program yaitu informasi dasar, kebijakan yang menyeluruh, peningkatan kapasitas untuk pemangku kepentingan lokal, penerapan konsep yang telah terbukti dan alokasi dana khusus untuk lahan gambut dan LULUCF. 

Kerja sama lain yang perlu mendapat prioritas adalah isu Laut Cina Selatan. Kesepakatan kerja sama ini bersifat krusial, sebab kedua negara secara langsung memiliki kepentingan vital di perairan tersebut. Bagi Washington, terciptanya kebebasan bernavigasi di Laut Cina Selatan merupakan hal yang tidak bisa dikompromikan. Adapun bagi Jakarta, keutuhan wilayahnya di Laut Natuna yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan yang diklaim pula oleh Beijing adalah suatu isu yang tidak bisa ditawar. 

Selanjutnya, kerja sama hubungan keagamaan dan pemberantasan terorisme di antara kedua belah pihak mengingat warga negara di kedua negara yang bersifat majemuk dengan berbagai macam aliran agama dan adanya gerakan-gerakan yang bersifat radikal. Hal ini seperti diungkapkan oleh Presiden AS Barack Obama yang menjanjikan hubungan yang lebih baik dengan dunia Muslim khususnya Indonesia dan menyerukan perang terhadap terorisme yang telah membunuh orang-orang tidak berdosa. 



 (INDONESIA-AMERICAN COOPERATION)



Relations RI and the United States (U.S.) have been nurtured since before the Proclamation of Independence in 1945. Then on December 28, 1949, the United States opened the U.S. Embassy in Jakarta and appoint the first U.S. ambassador to Indonesia, Horace Merle Cochran. On February 20, 1950, the Indonesian Government appointed Dr. Sastroamidjojo as the first Ambassador to the United States. The next two countries to cooperate in various fields in accordance with the needs and development of both parties.

Indonesia and the United States has a strong foundation in cooperation for the benefit of both parties based on the basic values ​​which are respected together (shared values), namely democracy, good governance, respect for human rights and a pluralistic and tolerant society. Based on these premises, Indonesia expects the achievement of a more broad and deep with the U.S. government in the future, based on principles of equity, mutual respect and mutual benefit.
 This premise is not necessarily open up opportunities and smooth the way for Indonesia in cooperation with the U.S. to remember the two sides have different standards and criteria and cultural norms in particular locality owned. Although it has been agreed upon comprehensive cooperation through support to the territorial integrity, democratic development and reform, as well as Indonesia's efforts in maintaining national stability recorded in the Joint Statement President and President of the United States at the time of President Bush's visit to Indonesia, 20 November 2006, which states that "... the two countries are bound by a broad-based democratic partnership based on equality, mutual respect, common interests and the shared values ​​of freedom, pluralism and tolerance ...".
Although demikain, there are several areas of cooperation which always produces the same output with no noticeable improvement, even can be called as an annual agenda of cooperation for both parties. These areas include the first, cooperation in tackling climate change. Both are working together in creating and implementing the principles of good governance, which is based on the eradication of Corruption, Collusion and Nepotism (KKN). This is because corruption is a major cause of non-functioning of law in Indonesia that require best practice that has been experienced to solve the problem. From the results of cooperation and stagnant routine repairs, there are at least two ways in combating corruption is prevented (preventive) and the response (repression).
Three other areas of cooperation are still not require an increase in active participation and contribution are cooperative education, energy, and the field of disaster management. For the energy sector, Indonesia and the U.S. actually wants to develop cooperation in the development of bioenergy, or biofuel as an alternative energy. In this case the United States is ready to share in the field of technology and other matters relating to the development of alternative energy, especially biofuels, but msih not be realized.
 
In addition to co-produce the impact of stagnant, there is a fairly good cooperation and should receive high priority, including cooperation in terms of reducing emissions from peatlands and LULUCF (Land Use, Land-Use Change and Forestry) through five programs, namely the basic information, policy reform, capacity building for local stakeholders, the application of proven concepts and allocation of special funds for peat and LULUCF.
Another collaboration that should receive high priority is the issue of the South China Sea. This cooperation agreement is crucial, because both countries have vital interests directly in the waters. For Washington, the creation of freedom of navigation in the South China Sea is a thing that can not be compromised. As for Jakarta, the integrity of its territory in Natuna Sea bordering the South China Sea also claimed by Beijing is an issue that is not negotiable.
Furthermore, cooperation against terrorism and religious ties between the two sides given the citizens of both countries that are diverse with a wide variety of religious sects and movements that are radical. This was expressed by U.S. President Barack Obama promises better relations with the Muslim world, especially Indonesia and called for war against terrorism that has killed innocent people.

Bank Dunia Pilih Calon Amerika sebagai Presiden Baru (The World Bank Select Candidate for President of the New America)

Para direktur Bank Dunia telah menunjuk kembali seorang warga Amerika, Jim Yong Kim, untuk menjadi presiden badan pembangunan global itu.

 Doktor Jim Yong Kim, warga Amerika keturunan Korea, adalah seorang dokter, pakar antropologi, dan Presiden sebuah perguruan tinggi ternama di Amerika, Dartmouth College.

Sebelumnya, Kim membawahi upaya PBB untuk memberantas AIDS, membentuk sebuah LSM guna mendorong asuransi kesehatan bagi negara-negara miskin, dan dosen di Universitas Harvard. Kim akan menjabat selama lima tahun mulai 1 Juli. Ia menggantikan Robert Zoellick, yang masa jabatannya berakhir Juni.


Dalam pernyataan ke wartawan hari Senin, Kim mengatakan ia akan mencari “penyelarasan baru” bagi Bank Dunia untuk mencerminkan “dunia yang cepat berubah” dan mengusahakan “pertumbuhan yang inklusif.”


Presiden Amerika Barack Obama mencalonkan Kim untuk jabatan itu dan mengucapkan selamat kepadanya. Obama juga mengatakan para calon lain dari Nigeria dan Kolombia memiliki kualifikasi dan komitmen “mengagumkan”.


Berdasarkan kesepakatan informal, seorang warga Amerika selama ini selalu memimpin Bank Dunia, sementara warga Eropa mengepalai Dana Moneter Internasional (IMF). Para pengecam menyebut kesepakatan itu sudah usang dan tidak adil.


Ini adalah untuk pertama kalinya terjadi persaingan resmi untuk jabatan Presiden Bank Dunia. Para direktur itu memilih Kim daripada calon-calon lainnya yaitu menteri keuangan Nigeria yang disegani, Ngozi Okonjo-Iweala, dan mantan menteri keuangan serta pakar pembangunan Kolombia, Jose Antonio Ocampo.


Ocampo mundur dari pencalonannya Jumat lalu.


Okanjo-Iweala, yang pernah menjabat posisi senior di Bank Dunia bertahun-tahun, mengatakan kepada kantor berita Perancis bahwa seleksi ini tidak didasarkan pada prestasi, tetapi menambahkan bahwa partisipasinya dapat ikut mengubah proses itu. 

 

 

 

The World Bank Select Candidate for President of the New America

 

The directors of the World Bank have pointing back an American, Jim Yong Kim, to become president of global development agency.

Doctoral Jim Yong Kim, an American of Korean descent, was a doctor, anthropologist, and President of a prestigious university in America, Dartmouth College.

Previously, Kim oversees UN efforts to eradicate AIDS, an NGO established to promote health insurance for poor countries, and a lecturer at Harvard University. Kim will serve for five years starting July 1. He replaces Robert Zoellick, whose term ends in June.

In a statement to reporters Monday, Kim said he would seek "new alignment" for the World Bank to reflect "a rapidly changing world" and seek "inclusive growth."

U.S. President Barack Obama nominated Kim for the post and congratulate him. Obama also said the other candidates from Nigeria and Colombia have the qualifications and commitment of "awesome".

Under the informal agreement, an American has always led the World Bank, while Europeans head the International Monetary Fund (IMF). Critics said the deal is outdated and unfair.

This is the first time ever an official competition for the post of President of the World Bank. The directors chose Kim candidates other than the respected finance minister of Nigeria, Ngozi Okonjo-Iweala, former finance ministers and development experts as well as Colombia, Jose Antonio Ocampo.

Ocampo withdrew from his nomination last Friday.

Okanjo-Iweala, who has held senior positions at the World Bank for years, told the French news agency that the selection is not based on merit, but added that its participation could help transform the process.

KEBOHONGAN NEIL ARMSTRONG (NEIL ARMSTRONG LIE)

Di lapisan luar bumi terdapat sebuah sabuk bernama Van Allen. Fungsinya, meredam radiasi matahari yang sangat mematikan agar tidak sampai merusak bumi. Lapisan atmosfer bumi juga memiliki atmosfer pelindung radiasi matahari. Sebaliknya, bulan tidak memiliki atmosfer pelindung. Artinya, radiasi dan angin matahari yang mahadahsyat akan menghantam tanpa ampun. Rusia angkat tangan. Meskipun pesawat ruang angkasa mereka lebih hebat dan tebal lapisan dindingnya dari pesawat NASA milik Amerika, tapi (bahkan hingga hari ini) mereka belum bisa menemukan tekhnologi pakaian pelindung berbahan tipis untuk melindungi manusia dari terjangan radiasi di bulan. Tapi, Neil Armstrong, astronot Amerika yang (terlanjur) diklaim berhasil mendarat di bulan dan melompat-lompat kegirangan seolah-olah tak merasakan radiasi panas di sekelilingnya. Modal pertahannya hanyalah pakaian antariksa tipis dan helm beroksigen. Beberapa pakar pernah mencoba untuk meminjam pakaian tersebut, namun selalu ditolak oleh NASA. Pertanyaannya, mengapa sejak Armstrong diklaim berhasil mendarat di bulan, tidak ada lagi ekspedisi lanjutan manusia ke bulan? Apakah tekhnologi kita berhenti hanya pada pendaratan Armstrong?

Teori yang mengatakan kebohongan Neil Armstrong ini telah beredar selama beberapa tahun, namun baru pada tahun 2001 tepatnya tanggal 15 Februari, pertama kalinya stasiun TV FOX (disiarkan kembali 2005 oleh Star World Philipines) menyiarkan sebuah program dengan judul Conspiracy Theory: Did We Land on the Moon?. Program ini memberikan bukti-bukti bahwa NASA telah memanipulasi berita pendaratan di bulan.


  • Bukti-bukti Konspirasi NASA
Langit yang Gelap Harusnya Penuh Dengan Bintang-Bintang, Namun Tidak Satupun yang Nampak Pada Setiap Foto Armstrong 



























Jika kita mendongak ke langit luas, akan tersaji hamparan jutaan bintang berkelap-kelip. Tapi, mengapa pada foto-foto yang diambil oleh Armstrong tidak ada satu pun bintang yang terlihat? Padahal, di bulan tidak ada lapisan penghalang apa pun ke langit lepas.
Beberapa orang menyanggah hal ini dengan mengatakan, bahwa bintang-bintang itu ada di sana namun tidak kelihatan, tapi mereka lupa bahwa ada hal yang berbeda antar ‘melihat’ dan ‘memotret’ bintang.
Bill Kaysing (penulis We Never Went To The Moon, Ralph Rene penulis NASA Mooned America, [b]David Peary dan Mary Bennett[b], co-author dari Dark Moon: Apollo and the Whistle Blowers dan yang paling terbaru adalah Bart Sibrel produser dari A Funny Thing Happened on the Way to the Moon) mengatakan bahwa NASA telah berdusta dengan mengatakan bahwa bintang tidak dapat di lihat di ruang angkasa, pada kenyataan NASA kemudian melepaskan foto-foto yang juga memperlihatkan adanya bintang.
Foto Endeavour diambil dari Flight Deck menunjukan foto aurora pada waktu malam diambil dari pesawat astronot (bukan Apollo 11).
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Kita masih bisa melihat dengan jelas dan membedakan mana aurora dan mana bintang.
Astronot Apollo sendiri pun tidak pernah menyatakan bahwa mereka melihat bintang di langit, karena terangnya permukaan bulan sehingga mereka tidak dapat melihat cahaya bintang. Ini sama hal nya kita ingin melihat bintang pada malam hari namun mata kita ‘tertutup’ dengan cahaya senter. Di sisi lain, astronot Gene Cernan mengatakan bahwa saat dia berada dibayangan Lunar Module Apollo 17, ia dapat melihat dengan jelas beberapa bintang ketika ia berada diluar.
    
 
Tidak Akan Ada Gambar Yang Diambil Dari Bulan Karna Film Akan Meleleh Pada Temperatur 250° 
 
Astronot Apollo pada saat itu menggunakan sebuah film transparansi khusus yang dibuat oleh Eastman Kodak dibawah kontrak NASA. Layer dari emulsi fotosensitif ini diletakan dalam ESTAR yang terbuat dari polister, yang biasanya di gunakan dalam pembuatan film bergerak. Titik leleh ESTAR adalah 490° F, namun penyusutan dan distorsi dapat terjadai pada temperatur 200° F. dan film ini tidak pernah diuji dalam temperature seperti ini. Kameranya sendiri disimpan didalam sebuah tempat khusus yang di disain untuk menjaga film agar tetap dingin.
Situasi di bulan yang tanpa udara sangat berbeda dengan situasi oven di dapur kita pada umumnya. Tanpa konveksi dan koduksi, maka panas dapat tersebar karna radiasi.
 
 
Setiap Foto Yang Ditampilkan Dibuat Dengan Sangat Sempurna, Terfokus, dan di Ekspos. Kenyataanya Astronot Menggunakan Kamera Tanpa Viewfinders dan Pengatur Cahaya
 
Artinya adalah, astronot tidak dapat mengambil gambar yang begitu sempurnanya. Jadi jawaban yang sangat jelas adalah mereka tidak pernah mengambil foto di bulan, ini adalah contoh dari gambar yang diambil di bulan 

 


































Kedua foto ini dikeluarkan oleh NASA. Mungkin saja para astronot ini telah meluangkan banyak waktu mereka untuk: practice, practice dan practice. Mungkin tidak ada manusia yang pernah mempersiapkan diri mereka sebaik para astronot Apollo.  




Jejak Di Permukaan Bulan




















Pada gambar ini (perhatikan daerah yang dilingkar). Jejak Lunar Rover ini sangat jelas terbentuk. Pada kenyataanya kita harus memiliki campuran senyawa dan air untuk dapat menciptakan jejak yang jelas seperti itu.
Jika kita melihat batu yang diberi label R akan terlihat sebuah huruf ‘C’ terpahat diatas batu. Apakah ada yang lupa mindahin?

















Mengapa ada jejak sepatu yang cukup dalam membenam di tanah bulan? Bukankah bulan antigravitasi? Tidak ada gaya tarik bumi sehingga membuat manusia melayang-layang di atas tanah.


Bendera yang Berkibar



















Lucunya, bendera Amerika, Stars Spangled Banner berkibar tertiup angin. Padahal, di bulan tidak ada lapisan atmosfer. Jadi, bagaimana bisa ada angin? 


Foto-foto Palsu



Dari hasil forensik digital, diketahui bahwa foto-foto Armstrong palsu. Alasannya, sumber cahaya di bulan hanya dari matahari. Tetapi pada foto, ditemukan begitu banyak bayangan yang tidak lazim. Kesimpulannya, lokasi pemotretan 'mirip bulan' itu melibatkan sejumlah lighting (efek pencahayaan) yang biasa ditemui di studio foto atau pada tekhnologi visual effect film Hollywood. Selain itu, NASA tidak pernah memberikan penjelasan terhadapa beberapa kesalahan yang terdapat pada foto-foto yang di ambil Apollo. Walaupun begitu banyak pertanyaan yang bermunculan.










Banyak orang merasa aneh dan curiga dengan kecelakaan-kecelakaan fatal yang merenggut jiwa astronot yang mencoba menyusul mendarat di bulan pada tahun-tahun berikutnya. Teori yang beredar adalah Amerika (NASA) menyabotase pesawatnya sendiri agar ekspedisi ke bulan tidak pernah dapat dilakukan lagi. Itu berarti 'skenario' bulan masih bisa terus disembunyikan.


Beberapa motif yang bisa saja melatar belakangi amerika membiayai proyek Apollo dan memalsukan 'kesuksesan Armstrong'  adalah: 
  1. Pengalih Perhatian. Pemerintah amerika menggunakan aktifitas bulan ini untuk membawa perhatian dunia dari keterlibatan amerika pada perang Vietnam yang membawa kekalahan memlakukan.
  2. Ingin mengalahkan citra tekhnologi roket antariksa Rusia yang sudah jauh lebih canggih. Pencitraan ini penting karena masa tersebut masih merupakan era perang dingin blok barat dengan komunis. Masing-masing pihak akan berusaha menjadi yang terdepan untuk menarik perhatian dan simpati negara lain agar mau bergabung dengan blok mereka.
  3. Dana yang terlanjur dikucurkan pemerintah kepada NASA, yang diambil dari pajak rakyat Amerika, sudah terlalu besar. Namun, belum ada prestasi yang membanggakan, apalagi mengalahkan Rusia. Diduga pendaratan bulan yang sukses akan menghilangkan kemarahan rakyat yang muak karena uang pajaknya dihamburkan untuk proyek yang sia-sia.







NEIL AMSTRONG LIE

In the outer layer of the earth there is a named Van Allen belts. Function, reducing the solar radiation that is lethal in order not to damage the earth. Layer of the Earth's atmosphere also has a protective atmosphere of solar radiation. In contrast, the moon has no protective atmosphere. That is, the radiation and the solar wind will hit the mahadahsyat mercilessly. Russia gave up. Although the spacecraft they are more intense and thicker layers of the walls of America owned by NASA aircraft, but (even today) they have not been able to find a technology of protective clothing made ​​from thin to protect people from the brunt of the radiation on the moon. But, Neil Armstrong, American astronaut (already) claimed successfully landed on the moon and jumping up and down as if he had felt the heat radiation around it. Capital is only the thin spacesuits and helmets oxygenated. Some experts have tried to borrow clothes, but always rejected by NASA. The question is, why were claimed since Armstrong landed on the moon, there is no further human expeditions to the moon? Is the technology we stop at the landing of Armstrong?

The theory that lies Neil Armstrong has been circulating for several years, but only in 2001, exactly on February 15, the first time FOX TV stations (broadcast back in 2005 by Star World Philipines) aired a program titled Conspiracy Theory: Did We Land on the Moon?. The program provides evidence that NASA has manipulated the news landing on the moon.


  • NASA Conspiracy Evidence
Dark skies should be full With the Stars, but none that appears in every Armstrong Photos
 


 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
If we look up into the vast sky, will be presented a stretch of millions of twinkling stars. But, why in the photographs taken by Armstrong none of the visible star? In fact, the moon does not exist any barrier layer into the sky off.
Some people argue this by saying, that the stars are there but not visible, but they forget that there are different things between the 'look' and 'shooting' star.
Bill Kaysing (author of We Never Went To The Moon, Ralph Rene writer NASA Mooned America, [b] David Peary and Mary Bennett [b], co-author of Dark Moon: Apollo and the Whistle Blowers and, most recently the producer Bart Sibrel a Funny Thing Happened than on the Way to the Moon) said that NASA has lied by saying that the star can not be viewed in space, in fact NASA then release the photographs also show the existence of stars.
Photo taken from the Flight Deck Endeavour showed aurora photo taken at night from aircraft astronauts (instead of Apollo 11).
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
We can still see clearly and discern where the stars and the aurora.
Apollo astronaut himself had never claimed that they saw the star in the sky, because the brightness of the lunar surface so that they can not see the light of stars. It is the same thing we want to see the stars at night, but our eyes are 'closed' with a torch light. On the other hand, astronauts Gene Cernan said that when he was dibayangan Apollo 17 Lunar Module, he can see clearly some of the star when he is outside.
   
 

Each Featured Photos Made With Very Excellent, Focused, and the exposure. Astronauts Using the fact without viewfinders and Regulatory Camera Light
 
It means, astronauts can not take pictures so perfectly. So the answer is very clear that they never took the photo on the moon, this is an example of images taken on the moon















Both this photo released by NASA. The astronauts might have to spend much of their time: practice, practice and practice. Perhaps no man who had prepared themselves as well as the Apollo astronauts.
 

On the surface trace of the Moon
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 On this picture (note the areas that dilingkar). Lunar Rover trail is very clearly established. In fact we should have a mixture of compounds and water to be able to create such obvious traces.
If we look at the rock labeled R will be seen a letter 'C' carved in stone. Does anyone remember mindahin?
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Why is there a shoe print on the ground deep enough to sink the moon? Is not the moon antigravity? There is no gravity so as to make human beings hovering above the ground.
 
 
A Flag 
 
 
 
 Funnily enough, the American flag, Stars Spangled Banner fluttering in the wind. In fact, there are no layers in the atmosphere. So, how can there be wind?


Fake photographs
 
 From the results of digital forensics, it is known that the fake photos of Armstrong. The reason, the only light source on the moon from the sun. But the photo, found so many unusual shadows. In conclusion, the location shooting 'like the moon' that involve a number of lighting (lighting effects) are commonly encountered in the photo studio or on the technology of Hollywood visual effects films. In addition, NASA never provided an explanation terhadapa some errors contained in the photographs taken of Apollo. Although so many questions popping up.











Many people find it strange and suspicious of fatal accidents that claimed the lives of astronauts landing on the moon trying to follow in subsequent years. The theory was an outstanding American (NASA) to sabotage his own plane to the expedition to the moon can never be done again. That means the 'scenario' the moon can still be kept hidden.



Some of the motives which could have united to finance background and faked the Apollo project 'success Armstrong' is:
  1. Attention diversion. American government to use the activities this month to bring attention to the world of American involvement in the Vietnam war which brought humiliating defeat.
  2. Want to beat the image of the Russian space rocket technology has gotten much more sophisticated. Imaging is important because the time is still a cold war with the communist block west. Each party will try to be the leader to draw attention and sympathy of other nations to join with their blocks.
  3. Funds already disbursed by the government to NASA, which is taken from the tax the American people, already too large. However, there has not been a proud achievement, let alone beat the Russians. Allegedly a successful lunar landing would eliminate the anger of the people who fed their tax money is squandered due to a futile project.